Danger

14.42

#Inspired by BTS feat Thanh Bui - Danger (Mo Blue Mix) lyrics


Seperti yang orang-orang katakan, emosi dapat menghancurkan segalanya. Mereka yang berkata seperti itu tetapi mereka pula yang terbakar emosi. Layaknya diriku yang seraya bilang jangan tetapi sering kali melakukan. Aku tidak dapat menulis tanpa menuangkan secangkir emosi ke dalamnya. Luapan emosi yang ingin aku katakan kali ini adalah tentang aku dan seorang lelaki. Aku sudah tidak ingin memperingatkannya dan mengaturnya lagi. Tak ingin peduli lagi mungkin ini untuk terakhir kali.

Jika saja aku tahu, bahwa cinta itu ternyata adalah sesuatu yang seperti ini. Aku bahkan tidak percaya bahwa aku telah mencobanya. Tapi mengapa perasaan yang aku rasakan hanya amarah dan rasa bahaya. Tingkah lakumu terkadang mengganggu pikiranku sehingga ingin aku luapkan seluruh amarah terpendam ini. Rasanya seperti berada dalam bahaya entah karena sesuatu yang mengganjal atau karena dirimu.

Entah mengapa kau selalu bertingkah seperti ini. Perlakuanmu itu ingin aku hentikan tapi mengapa sulit untuk ku lakukan. Kau selalu bergembira karena aku selalu mengalah. Seakan kau pun memiliki rumus untuk mengontrol diriku. Kamu = kamu. Aku = aku.

Pada saat ini handphone ku hanya menjadi sebuah aksesoris saja, tak lebih. Tak ada satu pun pesan masuk dari dirimu. Sebaliknya. Banyak sekali pesan yang aku ingin kirimkan untukmu namun aku menekan tombol hapus terus menerus. Rasanya sulit bahkan hanya untuk meluapkan perasaanku dan menekan tombol kirim. Ingin rasanya aku bertanya apakah aku ini benar-benar milikmu? Aku tak tahu mengapa rasanya sakit.

Suaramu terus berputar di otakku, kadang menjadi moodbooster dan moodbreaker bagiku. Kau ingin aku begini, harus seperti ini, itu, selalu begitu. Kenapa kau terus-terusan mengungkapkan keinginanmu seakan itu seperti tugas rutinmu? Aku selalu menjadi pihak yang disalahkan. Tak pernahkah kau memikirkan hatiku, hatiku terus teriris setiap kali kau mengungkapkan itu.

Aku tidak yakin hubungan seperti apa ini. Jujur saja lah bahkan kau tidak pernah menyukaiku. Jawab, kemana dirimu disaat aku membutuhkanmu? Diriku yang bodoh ini tetap selalu berada disisimu walau menyakitkan. 

Tolong sedikit bersabar, hari ini aku akan menulis kata-kata layaknya mantra. Mantra untuk membuatmu sadar dimana tempat kau berdiri saat ini.

Kita seperti berada di suatu garis paralel. Kita memang melihat dari tempat yang sama tapi entah mengapa terasa berbeda. Layaknya hitam dan putih yang saling berlawanan. Bahkan jika disatukan pun menjadi kelabu dan keraguan.

Sesungguhnya aku tidak punya siapa-siapa lagi kecuali kau. Hanya kau yang menjadi tujuanku semuanya ku curahkan hanya padamu. Tetapi lagi-lagi aku tak memiliki makna bagimu. Aku tak pernah memenangkan hatimu. Sesulit itu kah untuk menerimaku?

Ketika aku berdiam diri kau selalu bertanya, "kau marah?". Hei apakah kau telah berbuat kesalahan hingga dapat membuat aku marah. Mengapa kau bisa berpikir aku marah seakan telah berbuat kesalahan saja. Memang apa yang kau lakukan di belakangku? Aku tahu tapi tak ingin menebak. Aku me-reset pikiranku untuk bertahan bersamamu. Meskipun aku tak pernah tahu apa yang kau pikirkan.

Kau sangat mengagumkan tetapi aku hanya sosok yang menyedihkan. Hingga berjalan berdampingan pun rasanya tak seimbang. Aku selalu berharap agar suatu hari nanti akan ada keajaiban. Keajaiban untuk membuatmu bisa mencintai diriku melebihi cintaku padamu. Agar kau merasakan betapa sulitnya mencintai satu pihak.

Mungkin kau tidak menginginkanku, tapi saat ini aku dipenuhi oleh pikiran tentang dirimu. Kau selalu meracuni pikiranku. Ini membuat aku gila. Mengapa kau tega melakukan hal ini? Mengapa kau membuat seakan aku terlihat bodoh?

Aku akan memperingatkanmu sekarang, berhenti membuatku bingung. Apa kau sedang bercanda? Ini sangat tidak lucu. Ini tentang hati dan perasaanku, jadi jangan dijadikan bahan lelucon.

Bagimu aku ini apa?
Apakah aku ini mudah untukmu?
Apakah kau mempermainkan aku?

Lihat dan tatap aku, kau dalam bahaya sekarang.

Salah sendiri mengapa kau mengetes aku? Berbagai pertanyaan kau luapkan tetapi tak satu pun ingin aku jawab. Lagi-lagi mengapa kau terus-terusan mengetesku? Diamlah, bisakah kau berhenti membuat aku bingung.

Semua hal yang kita lewati ini terasa sangat menyakitkan. Tentu saja semua karena dirimu. Kau yang satu-satunya aku miliki, tapi mengapa harus kau pula yang menghancurkan diriku.

Pikiranku terus berputar, aku lelah denganmu berhentilah membuatku bingung.

Mengapa kau sangat jahat? Apakah dirimu yang ini yang aku suka dari awal atau kau telah berubah. Sudahlah, berhenti membuatku bingung.

Bahkan apa yang terjadi sekarang, kau tidak pernah menjawab telepon. Aku mencari berbagai cara untuk membuka kunci pintumu. Bisa-bisanya kau mengacuhkan aku namun terus mengoceh di sosial media. Berbagai kata-kata dengan mudah kau tulis disana, menghinaku dengan terus terang atau tersirat namun tetap aku bisa membacanya. Perempuan ini mengenalmu dengan baik tapi mengapa kau berubah menjadi buruk.

Aku menyelidiki perasaan sebenarnya dari seorang lelaki sepertimu. Layaknya FBI kau tahu aku stalkermu nomor satu. Entah kau suka atau tidak tapi aku merasa kau ingin aku mencari tahu dari tulisanmu itu.

Kau bisa membalas pesan-pesan orang lain dengan mudah. Tapi mengapa semua pesan yang kau kirim padaku hanyalah satu atau dua baris teks. Bahkan hanya satu kata saja, tak pentingkah aku bagimu? Aku disini menatap layar handphone setiap detik hanya untuk menunggu pesanmu, rasanya hampir mati.

Berulang kali aku terus memikirkan, apakah ini hubungan dan impian yang aku inginkan? Aku termakan oleh ekspektasiku sendiri.
Hidup tidak seperti drama, kemana perginya kisah cintaku yang menarik? Bahkan rasanya kisah cinta ini telah ditinggalkan banyak penontonnya. Aku pun tak yakin siapa peran utamanya.
Tanpa skenario yang jelas cerita berpindah dan keluar dari alur dan ekspektasi. Karakter drama merasa lebih berkuasa merubah jalan cerita seperti yang diinginkan.
Aku depresi memerankan peran dimana terjebak dalam dramamu. Tapi kau tidak peduli, kau kira semuanya baik-baik saja. Lalu dengan mudahnya kau menendangku keluar.

Bagimu aku ini apa?
Aku dengar tentang itu dari temanmu, bukan dari kau sendiri. Hidup ini mulai berputar arah, lebih baik dicintai daripada mencintai? Aku ingin kisah cinta dari dua orang yang saling mencintai.
Tapi aku menginginkanmu, lelaki sepertimu, seorang penjahat yang mencuri hatiku. Mengapa kau terlalu serakah hingga kau memadamkan hatiku sebelum api mulai muncul.

Aku pernah mencoba memiliki hubungan satu pihak tetapi itu akan sia-sia. Mungkin kau akan lebih nyaman dengan menjadi teman bukannya pasangan. Aku pecundang dalam hal cinta.

Keraguanmu, semua itu kesalahanmu. Sadari lah hal itu, jadi berhenti membuang waktuku karena sudah terlampau banyak waktu yang telah aku beri tetapi tidak berarti.

Jadi kau suka bermain game? No game no life? My game my hero? Perempuan lain akan berkata pilih aku atau game, tapi maaf aku bukan pilihan. Hati-hati nanti kau sendiri yang terjebak dalam game itu. Ini mungkin akan menjadi game over karena kau dalam bahaya malam ini.

Panas sekali disini tanpa aku sadari hatiku sudah terbakar. Apakah kau dapat merasakannya malam ini? Layaknya semburan api yang mampu menerangi langit.

Aku berani jamin tidak akan ada jalan keluar di labirin ini, disini hanya ada kita. Kau dan aku bertatap muka tetapi diam seribu bahasa. Kita berlari menelusuri seluruh lorong untuk keluar dari atmosfir ini, gawat kita dalam bahaya malam ini.

Kaulah penyebab rasa sakit ini, kau sangat jahat.
Aku peringatkan sekali lagi, kau yang dalam bahaya malam ini...


Untuk sekarang mungkin Hana bakal menulis postingan yang terinspirasi dari lirik lagu meskipun bukan pengalaman Hana yang sebenarnya tetapi Hana ingin membuat lirik lagu tersebut menjadi sebuah cerita yang dapat reader bayangkan sehingga lagu tersebut dapat lebih bermakna dan diserapi artinya. Semoga bisa sedikit menghibur dan mungkin bermanfaat bagi kalian semua hehe...


You Might Also Like

0 comments

Follow me @hanatika @hanatika.jpg @hanatikaofficial